SELAMAT DATANG DI BLOG SERIKAT PEKERJA PT SMURFIT CONTAINER INDONESIA

Sabtu, 26 Februari 2011

PRINSIP-PRINSIP ADVOKASI

  1. Realistis. Advokasi yang berhasil bersandar pada isu dan agenda yang spesifik, jelas dan terukur (measurable). Karena kita tidak mungkin melakukan segala hal, kita harus menyeleksi pilihan-pilihan dan membuat keputusan prioritas. Pilihlah isu dan agenda yang realistis dan karenanya dapat dicapai (achievable) dalam kurun waktu tertentu (time-bound). Jangan buang energi dan waktu kita dengan pilihan yang tidak mungkin dicapai. Gagas kemenangan-kemanangan kecil namun konsisten. Sekecil apapun, keberhasilan senantiasa memberi motivasi. Kegagalan biasanya ditemani frustrasi.
  2. Sistematis. Advokasi adalah seni, tetapi bukan lukisan abstrak. Advokasi memerlukan perencanaan yang akurat. “If we fail to plan, we plan to fail,” artinya jika kita gagal merencanakan, maka itu berarti kita sedang merencanakan kegagalan. Kemas informasi semenarik mungkin. Libatkan media secara efektif. Proses advokasi dapat dimulai dengan memilih dan mendefinisikan isu strategis, membangun opini dan mendukungnya dengan fakta, memahami sistem kebijakan publik, membangun koalisi, merancang sasaran dan taktik, mempengaruhi pembuat kebijakan, dan memantau serta menilai gerakan atau program yang dilakukan. 
  3. Taktis. Ingat, kita tidak mungkin melakukan advokasi sendirian. Pekerja sosial harus membangun koalisi atau aliansi atau sek utu dengan pihak lain. Sekutu dibangun berdasarkan kesamaan kepentingan dan saling percaya (trust). Sekutu terdiri dari sekutu dekat dan sekutu jauh. Sekutu dekat biasanya dinamakan pemrakarsa, penggerak dan pengendali utama seluruh kegiatan advokasi’ (Topatimasang, et al 2000:53). Sekutu jauh adalah pihak-pihak lain yang mendukung kita, namun tidak terlibat dalam gerakan advokasi secara langsung. Lingkar inti biasanya disatukan atau bersatu atas dasar kesamaan visi dan ideologis 
  4. Strategis. Advokasi melibatkan penggunaan kekuasaan atau power. Ada banyak tipe kekuasaan. Adalah penting untuk mempelajari diri kita, lembaga kita dan anggotanya untuk mengetahui jenis kek uasaan yang dimiliki. Kekuasaan intinya menyangkut kemampuan untuk mempengaruhi dan membuat orang berperilaku seperti yang kita harapkan. Kita tidak mungkin memiliki semua kekuasaan seperti yang diinginkan, tetapi tidak perlu meremehkan kekuasaan yang kita miliki. Sadari bahwa advokasi dapat membuat perbedaan. Kita dapat melakukan perubahan-perubahan dalam hukum, kebijakan dan program yang bermanfaat bagi masyarakat. Melakukan perubahan tidaklah mudah, tetapi bukan hal yang mustahil. Yang terpenting adalah kita bisa memetakan dan mengidentifikasi kekuatan kita dan kekuatan ‘lawan’ atau pihak oposisi secara strategis. Kemas informasi semenarik mungkin.
  5. Berani. Advokasi menyentuh perubahan dan rekayasa sosial secara bertahap. Jangan tergesa-gesa. Tidak perlu menakut-nakuti pihak lawan, tetapi tidak perlu pula menjadi penakut. Trust your hopes, not fear. Jadikan isu dan strategi yang telah dilakukan sebagai motor gerakan dan tetaplah berpijak pada agenda bersama. Pragmatis tanpa harus opportunis.

Sumber : Suharto,Edi.PhD. 2006. FILOSOFI DAN PERAN ADVOKASI (DALAM MENDUKUNG PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ).
Read More..

Sabtu, 12 Februari 2011

Deklarasi SP Aneka Industri

Horison, Bandung, 9 februari 2011
Telah lahir Serikat Pekerja Anggota baru Aneka Industri, Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (SPAI FSPMI).
Tujuan pembentukan SPA ini adalah untuk mengakomodasi keinginan para pekerja diluar dari sektor yang telah eksis dalam FSPMI, diantaranya :
  1. Serikat Pekerja Automotive, Mesin dan komponen (SPAMK)
  2. Serikat Pekerja Logam (SPL)
  3. Serikat Pekerja Dok dan Galangan Kapal, dan
  4. Serikat Pekerja Elektronik-Elektrik (SPEE)
untuk bergabung dengan FSPMI yang independen.

Lingkup Aneka Industri meliputi seluruh bentuk Industri dan jasa diluar SPA yang telah ada antara lain ; Industri Farmasi dan kimia, industri pertambangan, garmen, industri pengolahan, jasa perbankan dll.

" JANGAN RAGU KAWAN, MARI BERGABUUUUUUNG..........!!!!!!!!!!!!! "
Read More..

Senin, 07 Februari 2011

Kunci Terjalinnya Hubungan Industrial

  1. Membangun kepercayaan dan saling menghormati antara pekerja dan manajemen. Misalnya manajemen memberikan informasi atau laporan-laporan yang dapat dipertanggungjawabkan secara rutin, berinisiatif memberikan bantuan-bantuan untuk karyawan, dan dari pihak pekerja pun selalu berusaha melaksanakan kebijakan / peraturan perusahaan dengan penuh tanggung jawab.
  2. Memahami tujuan, kepentingan dan keuntungan masing-masing atau bersama dari pengusaha dan pekerja yaitu salah satunya dengan melaksanakan pelatihan mengenai hubungan industrial untuk seluruh karyawan secara berkala, sehingga masing-masing pihak dapat mengetahui hak dan kewajibannya dalam perusahaan.
  3. Mencegah dan menyelesaikan perselisihan secara efektif melalui forum Bipartit ini karena segala masalah dapat dibicarakan dan dicarikan jalan keluar yang terbaik bagi kedua belah pihak sehingga tidak muncul menjadi perselisihan yang mengganggu kinerja pekerja.


Buku Panduan Kerjasama Pekerja-Manajemen, Sofjan Wanandi, 2009 Read More..